Minggu, 29 Desember 2013

Kaleidoskop 2013 Penegasan Supremasi Vettel & Red Bull

Achmad Firdaus - Okezone

Sebastian Vettel dan Mark Webber saat launching mobil Red Bull untuk musim 2013 (Foto: Ist)
Musim 2013 menjadi penegasan supremasi Sebastian Vettel dan timnya Red Bull Racing. Hasil ini tak lepas dari sukses mereka mengawinkan gelar juara dunia F1 untuk kali keempat secara beruntun.

Vettel dan Red Bull mengawali kompetisi Formula One 2013 dengan penampilan yang kurang meyakinkan. Dalam lima seri awal, Vettel hanya dua kali tampil sebagai pemenang. Hal ini sama dengan yang ditorehkan Fernando Alonso di kubu Ferrari.

Vettel menjadi pemenang pada seri di Malaysia dan Bahrain, sedangkan Alonso memijak podium utama pada seri China dan kampung halamannya Spanyol. Aroma persaingan sengit pun mulai terendus.

Namun, fenomena tersebut tidak berlangsung lama. Alonso bersama Ferrarinya mulai menemukan masalah, di mana mereka tak mampu mempertahankan konsistensi performa. Sejak kemenangan di Spanyol, Alonso tak pernah lagi mencicipi podium pertama.

Sementara Vettel, bak mesin diesel yang lambat laun semakin oke, pembalap Jerman dengan geberannya RB9 mulai menancapkan kukunya sebagai tim yang menakutkan.

Total dalam 14 laga tersisa, Vettel hanya sekali gagal mendulang poin, tepatnya pada seri kedelapan di Inggris. Kala itu, Vettel yang dalam posisi memimpin balapan harus mengakhiri lomba lebih awal, lantaran gearbox pada RB9 yang dikemudikannya bermasalah.

Memasuki seri ke-9, pembenahan serius dilakukan pihak Red Bull. Hasil konkret pun langsung didapat Vettel dengan menenangi balapan di kampung halamannya, sirkuit Hockenheim, Jerman.

Lanjut ke seri 10 di Hungaria, Vettel gagal membendung kecepatan Lewis Hamilton di tim Mercedes sebagai pemenang. Meski demikian, pembalap berjuluk Baby Schumi ini masih bisa sedikit tersenyum lantaran berhasil mengamankan podium tiga, di belakang Kimi Raikkonen.

Penegasan supremasi Vettel dan Red Bull akhirnya benar-benar terlihat mulai seri ke-11 di Belgia. Pembalap 26 tahun asal Jerman ini tampil superior dengan terus berdiri di podium teratas hingga akhirnya memastikan gelar juara usai memenangi seri F1 India, atau saat kompetisi masih menyisakan tiga seri.

Dominasi yang ditunjukkan Vettel sontak membuat balapan mulai membosankan. Sejumlah fans mulai gerah melihat Vettel terus berdiri di podium utama. Puncaknya terjadi pada seri F1GP di Italia.

Bermain di kandang Ferrari dengan dukungan fans yang cukup fanatik, Vettel dibuat tidak tenang. Sejak sesi latihan dia selalu menerima ejekan dan cemoohan fans Kuda Jingkrak. Puncaknya terjadi ketika dirinya sukses jadi pemenang. Saat menerima trofi juara, fans Ferrari terus menghujaninya dengan cemoohan. Hal ini sempat membuat Vettel kesal dan mengkritisi sikap para fans.

Akan tetapi, cemoohan yang diterimanya tidak lantas menggoyahkan semangat juang Vettel. Dia justru semakin termotivasi untuk terus menunjukkan kapasitasnya, dan hal itu benar-benar dibuktikannya.

Setelah menang di Belgia, Italia, Singapura, Korea, Jepang dan mengklaim titel juara di India, Vettel mempertegas dominasinya dengan memenangi tiga seri tersisa di Abu Dhabi, Amerika Serikat dan seri pamungkas di Brasil.

Vettel pun menutup musim sempurnanya dengan rekor memenangi sembilan balapan secara beruntun. Gelar juara dunia keempat yang diklaimnya dalam empat musim terakhirnya membuat namanya setara dengan legenda F1 Asal Argentina, Juan Manuel Fangio yang mengoleksi empat mahkota juara.

Vettel hanya kalah dari seniornya Michael Schumacher yang masih mempimpin daftar pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak secara beruntun, yakni lima titel juara. Schumi total mengoleksi tujuh gelar juara dunia.

Polemik Ban Pirelli
Selain kecemerlangan Vettel dan Red Bull, yang menarik untuk diingap pada kompetisi musim 2013 ialah performa ban Pirelli yang jadi pemasok tunggal ban untuk Formula One.

Ya, pabrikan ban asal Italia ini kerap menuai kritikan lantaran dinilai tidak mampu memberikan ban yang sesuai dengan harapan para pembalap. GP Inggris di Sirkuit Silverstone, Minggu 30 Juni 2013 menjadi puncak kekesalan para pembalap terhadap Pirelli.

Hal ini dipicu dari insiden pecah ban yang dialami Lewis Hamilton dan Felipe Massa di tengah balapan. Kontan, insiden ini menuai protes keras dari sejumlah pembalap. Mereka menuntut Pirelli untuk melakukan pembenahan serius karena insiden yang dialami Hamilton dan Massa itu dianggap dapat membahayakan nyawa pembalap.

Mark Webber Pensiun
Momen menarik lain yang patut disimak ialah keputusan Mark Webber untuk pensiun. Ya, pembalap veteran Australia ini akhirnya memutuskan untuk mundur setelah 12 tahun bergelut dengan dunia jet darat.

Seri penutup di Interlagos, Brasil, menjadi aksi pamungkas Webber di pentas F1. Pada balapan terakhirnya, pembalap 37 tahun ini tampil ciamik. Meski gagal menutup karier dengan kemenangan, Webber sudah cukup puas bisa berdiri di podium dua, di belakang rekan setimnya Sebastian Vettel yang jadi pemenang.

Secara keseluruhan, performa Webber di musim 2013 cukup baik. Meski tidak mampu memenangi satu pun seri, namun Webber konsisten memberikan perlawanan di garis dengan. Dia menutup musim dengan menempati posisi tiga klasemen umum pembalap, di bawah Fernando Alonso dan sang juara dunia, Sebastian Vettel.

Selepas pensiun dari F1, pembalap yang selama kariernya di F1 pernah memperkuat tim-tim seperti Minardi, Jaguar dan Williams ini akan menggeluti dunia baru. Masih dari dunia balap mobil, namun kali ini Webber akan ambil bagian pada ajang balapan uji ketahanan mobil, 24 Hour Le Mans bersama tim Porsche.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost